Wawancara Spesial, Dirut Atmindo Pendatang Baru Pasar Modal
JAKARTA – Perlambatan ekonomi yang terjadi di Indonesia tak menyurutkan niat PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie (Atmindo) Tbk untuk menerbitkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di lantai bursa. Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur ini merilis 240 juta unit saham dengan total dana yang akan diterima adalah sebesar Rp30,720 miliar.
Direktur Utama Atmindo Rudy Susanto memastikan bahwa dana ini tidak akan digunakan untuk melakukan ekspansi bisnis pada tahun 2016 mendatang. Berikut wawancara dengan Direktur Utama Atmindo Rudy Susanto dalam IBCM-IDX Channel, Kamis (10/12/2015).
Apa latar belakang perusahaan tertarik untuk mendaftarkan saham di bursa efek Indonesia?
Pada awalnya ketertarikan kita untuk melepaskan saham kepada publik sebenarnya hanya untuk brand images atau brand awarness sehingga PT Atmindo Tbk itu lebih dikenal oleh publik, lebih dikenal oleh masyarakat.
Jadi dari brand images ini kita mempunyai tujuan yaitu agar kita bisa bekerja sama dengan pihak dan institusi internasional dan juga untuk Atmindo juga bisa jadi perusahaan yang terbuka untuk mendapatkan tender-tender order proyek yang lebih besar karena lebih percaya sebagai perusahaan yang terbuka. Tujuan kita yang ketiga yaitu untuk dapat merekrut profesional-profesional di bidang industrial boiler dengan eks patriat seperti itu, dan di samping itu ya untuk permodalan kerja.
Apa pertimbangan Atmindo melakukan listing di bursa saham, padahal sedang terjadi pelemahan ekonomi?
Kami itu berpikir terbalik sebetulnya dalam kondisi ekonomi saat ini kita sudah melakukan persiapan untuk melepaskan saham kita dan fundamental perusahaan itu juga kita lakukan dengan baik.
Jadi saat nanti makro ekonomi membaik tentunya perusahaan ini dengan memanfaatkan potensi yang ada bisa lebih maju, bergerak lebih cepat dibanding perusahaan yang belum listing. Jadi kita melihat tujuan IPO ini untuk jangka panjang. Sehingga brand images Atmindo itu bisa lebih dikenal oleh masyarakat dan produk Atmindo juga lebih dikenal oleh masyarakat.
Apakah Amindo optimis untuk pertumbuhan ekonomi 2016 mendatang?
Kami cukup optimis ya untuk perbaikan ekonomi di tahun 2016 ini sesuai dengan apa yang telah diperkirakan pemerintahan Jokowi, jadi kita optimis. Di tahun 2015 pun Atmindo tidak mengalami penurunan secara signifikan. Justru kita membaik dibandingkan tahun 2014 lalu. Kami percaya dengan melakukan IPO ini tahun 2016 Atmindo jauh lebih baik lagi
Apa yang menyebabkan Atmindo dapat tumbuh lebih baik di 2015 di tengah perlambatan ekonomi?
Sebelum kita melakukan listing ini kita sudah jauh-jauh hari melakukan investasi terlebih dahulu. Jadi kita melakukan persiapan dengan merelokasi pabrik ke pabrik baru yang lebih efisien. Dan dengan kinerja yang lebih baik dengan pabrik tersebut dengan kapasitas produksi yang lebih baik. Dan juga kita melakukan investasi dengan membeli permesinan-permesinan yang canggih dan juga kita melakukan investasi dengan membuka kantor-kantor cabang.
Sehingga, untuk menggedor sisi marketing kami, kita membuka cabang di Pekanbaru, di Riau yang merupakan sentra dari industri sawit dan juga di Kalimantan tepatnya di kota Samarinda. Jadi kita juga melakukan pendekatan kepada custumer ya dengan kita membuka kantor cabang dan service center.
Jadi costumer lebih percaya dan lebih mendekat kepada kita sehingga omzet perusahaan jadi meningkat. Dari segi industri sawit sendiri kalau misalkan suatu perkebunan sawit sudah siap panen dia dalam 1x24 jam harus siap diolah. Kalau misalkan kapasitas produksi perkebunannya melebihi kapasitas pabrik yang dia miliki otomatis.
Walaupun ada terjadi perlambatan ekonomi perusahaan tersebut juga akan tetap menginvestasikan pembangunan pabrik baru yang akan membutuhkan boiler unit baru sebagai jantung dari pada pabrik tersebut. Sehingga perekonomian ini tetap bisa berjalan.
Harga CPO fluktuasi, tidak terlalu pengaruh terhadap permintaan akan alat-alat terhadap perusahaan-perusahaan perkebunan?
Tetap mengalami tren pertumbuhan karena seperti yang tadi saya jelaskan kalau sudah panen mereka harus segera mengolahnya, kalau tidak akan menyebabkan buah itu rusak dan kerugian justru akan semakin bertambah.
Ada pelambatan mungkin penundaan dari segi investasi itu dari perusahaan skala kecil yang mungkin mengandalkan buah-buahnya dari perkebunan masyarakat dari plasma. tapi bagi perusahaan-perusahaan yang besar yang punya perkebunan sendiri yang melebihi kapasitas pabriknya tentu mereka harus melakukan investasi.
Apa saja bidang usaha yang digeluti oleh PT Atmindo?
Bergerak di bidang manufaktur Boiler. Pertama ya memang pasar kita itu pabrik kelapa sawit, pabrik karet dan industri-industri lainnya. Kita juga membuat seperti rebusan sawit dan juga aksileri-aksileri atau barang-barang pendukung boiler. Jadi itu seperti untuk pemanfaatan energi yang ada. Atmindo juga ingin memasuki industri pembangkit listrik tenaga uap yang berbahan bakar batu bara dan biomas, sekarang Atmindo sudah melakukannya.
Untuk PLTU sampai sejauh ini persiapannya seperti apa. Apakah nanti hanya akan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan saja?
Sebenarnya untuk PLTU ini bukan hanya dimanfaatkan untuk perusahaan. Jadi bisa juga dengan memanfaatkan sisa dari pada sawit. kita juga dari segi engineering siap mengembangkan boiler hingga 100 megawatt (mw), untuk pembangkit listrik tenaga uap 100 mw.
Modal awal untuk bisnis sebelum listing di BEI?
Untuk modal itu ya dari modal perseroan sendiri juga ditambah dari laba perusahaan yang ditahan, itu untuk pengembangan yang lebih jauh. Dan juga ada sebagian dari perbankan. Pinjamannya lebih banyak dalam bentuk Rupiah.
Harga penawaran saham ditetapkan di level Rp140 per unit, berapa realisasi Perolehan dana dari IPO ini?
Range penetapan harga saham itu antara Rp120-Rp140. Tapi kemudian perseroan menempatkan atasan sebesar 128. Dengan total saham yang dilepaskan itu 240 juta unit dan dana yang diterima itu sebesar Rp30,720 miliar.
Hasil dana IPO apakah digunakan untuk ekspansi?
Perusahaan tidak akan melakukan ekspansi karena jauh-jauh hari sebelum memasuki bursa saham sudah melakukan ekspansi terlebih dahulu, melakukan restrukturisasi secara internal terlebih dahulu. Jadi modal ini hanya untuk modal kerja saja. Karena pengembangan telah kami lakukan terlebih dahulu.
Saat ini belum banyak yang melakukan listing bursa dari perusahaan daerah. Apakah ini dianggap sebagai peluang?
Kami melihat tentu ada satu peluang ya. Karena kami dari daerah dan tidak banyak perusahaan Sumatera Utara yang melakukan listing. Tentu ini menjadi peluang tersendiri bagi Atmindo.
Jadi bagi investor-investor yang mungkin ingin memilih saham bagi manufaktur boiler bisa memilih kita dan juga ingin memilih perusahaan dari Sumatera Utara mungkin bisa memilih kita. Tapi yang terpenting dari semuanya ini kita sebagai perusahaan publik kita harus memberikan manfaat kepada publik dan bertanggung jawab terhadap publik.
Peluang pengembangan bisnis di 2016 yang akan datang?
Pada 2016 kami melihat pendapatan perusahaan akan lebih besar lagi dari pada tahun 2015 karena kita sudah mendapatkan order yang baru. Dari data yang kami dapat untuk lima tahun yang akan datang itu hingga 2020 lahan sawit yang siap panen itu ada 10 juta hektar (ha) sementara pabrik kelapa sawit yang ada di Indonesia hanya ada sekitar 700 unit dan untuk memenuhi 10 juta ha itu memerlukan 1.800 unit.
Sehingga masih ada peluang di masa yang akan datang untuk pabrik yang baru sebanyak 1.100 unit. Dalam arti setahun itu ada 220 unit pabrik kelapa sawit yang akan dibangun. Setiap pabrik kelapa sawit akan membutuhkan satu unit boiler sebagai jantung perusahaan minimal.
Sejauh ini pemesanan alat-alat yang diproduksi lebih banyak di dalam negeri atau ekspor?
Dari 1973 hingga saat ini sudah di seluruh di provinsi di Indonesia sudah ada terpasang boiler merek Atmindo. Dan juga kita sudah jauh-jauh hari melakukan ekspor, terutama di negara seperti Afrika, Amerika Selatan dan juga Papua New Guinea. Di Afrika bisa dicontohkan seperti Pantai Gading, Nigeria, Kongo, Liberia, Ghana.
Bagaimana dengan kapasitas produksi saat ini?
Kapasitas perusahaan hingga saat ini mencapai 40 unit boiler per tahun. Dan utilisasi yang sudah sampai di tahun yang lalu mencapai 25 persen. Jadi masih ada 75 persen kapasitas yang masih bisa diproduksi oleh perusahaan. Dan ini jadi kesempatan perusahaan untuk mengembangkan. Kita berharap bisa meningkat lebih dari 20 persen dari pada tahun yang lalu.
Apakah ada tren peningkatan pendapatan perusahaan sejak beberapa tahun?
Pendapatan untuk Rp45,25 miliar dari Februari 2015 sampai 31 Mei 2015. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu itu dengan periode yang sama terjadi peningkatan 45 persen. Tahun lalu pendapatan kita Rp90 Miliar. Tahun ini baru berjalan empat bulan saja sudah lebih dari separuh.
Jadi untuk penutupan tahun ini harapan kita ya Rp160 miliar. Di akhir tahun biasanya cukup banyak (pemesanan broiler). Jadi karena produksi boiler itu 10 sampai 12 bulan jadi biasanya pengambil keputusan (meminta) di akhir tahun atau awal tahun.
Bahan baku apakah masih diimpor?
Sebagian seperti pipa boiler itu kita masih impor. Tapi untuk produk lainnya yang sudah bisa diproduksi lokal kita beli di sini. Bahan baku yang diimpor itu lebih kurang 40 persen.
Presentasi pendapatan perusahaan tahun ini seperti apa?
Iya jadi 85 persen dari boiler dan 15 persen dari jasa. Jasa ini akan kita kembangkan lebih lanjut. Untuk itu kita bangun service center di Pekanbaru dan Samarinda.
(mrt)